Kesaksian Aremania Yohanes di Tragedi Kanjuruhan : Gas Air Mata Ditembak dan Saya Dipukuli

Thehok.id – Yohanes Prasetyo, salah seorang Aremania yang menjadi saksi kerusuhan Kanjuruhan memberikan kesaksiannya sambil menangis. Ia menceritakan bahwa tidak ada inisiatif dirinya untuk turun ke lapangan. Sebab, ia harus pulang dan bekerja setelah menonton pertandingan tersebut. Namun, tak berlangsung lama, terdapat keributan yang menahan langkahnya untuk pulang. Keributan tersebut berasal dari tembakan gas air mata ke tribun.

“Waktu saya di tribun seperti ini, tim kebanggaan saya kalah….” perkataan Yohanes seketika terpotong. Ia tidak kuat menahan isak tangis. Ia tiba-tiba menurunkan mikrofon yang dipegangnya.

Pada video di menit ketiga puluh tersebut Yohanes dihujani semangat oleh penonton lainnya. “Ayo, kuat… kuat…” kata mereka bergemuruh.

Baca juga : Ini Dia 6 Orang Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Dengan sesekali menyapu air mata dengan syal Aremania itu, Yohanes yang berada di samping Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, kembali melanjutkan persaksiannya.

“Saya terkena gas air mata. Yang saya rasakan, mata saya perih dan saya tidak bisa membuka mata saya. Saya cuma mendengar saudara-saudara saya Aremania yang minta tolong. Mereka terdiri dari anak kecil dan ibu-ibu,” kata Yohanes.

“Sejak itu, kemudian saya berinisiatif untuk turun ke lapangan meminta ke polisi agar tidak meneruskan tembakan itu. Kita sama-sama Aremania. Jika mereka sakit, saya pun juga merasa sakit,” lapornya.

Baca juga : Investigasi Media Asing Sebut Polisi Tembakan 40 Amunisi Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Yohanes Prasetyo meneruskan, ketika ia turun ke lapangan untuk meminta polisi agar menghentikan tembakan gas air mata ke arah tribun, ia justru mendapat serangan dari berbagai arah.

Semula serangan diarahkan ke kepalanya bagian belakang, lalu bagian kiri dan kanan. Sementara ia tidak bisa mengetahui siapa yang menyerang dirinya, sebab tembakan gas air mata telah membuatnya sulit membuka mata. Ia juga memberi persaksian, tidak ada luka-luka berdarah pada bagian tubuhnya. Hanya luka memar di kepala, kening, punggung, dan kedua kakinya. (red)

Sumber : suara.com

Komentar