Keberadaan Kian Berkurang, Tangkul di Danau Sipin Diusulkan Jadi Bagian Wisata

Thehok.id – Puluhan tangkul penangkap ikan yang ada di lokasi Danau Sipin, Jambi diusulkan untuk menjadi bagian dari wisata. Hal ini guna mempertahankan keberadaan tangkul yang kian berkurang.

Lurah Legok, Zulkarnain mengatakan setelah adanya wista Danau Sipin, hasil tangkapan ikan menggunakan tangkut kian berkurang. Saat ini warga hanya memiliki 1 atau 2 tangkul saja dengan hasil tangkapan ikan yang tidak banyak lagi.

“Tangkul saat ini malahan berkurang. Sebab, sudah ada wisata. Keberadaan ikan tidak seperti dahulu. Saat ini warga ada yang memiliki 1 tangkul, dan ada yang memiliki 2 tangkul. Tidak lebih,” ujarnya.

DIkatakan Zulkarnain, saat ini ada sekitar 56 tangkul di Danau Sipin, Legok. Kebanyakan tangkul berada di hulu dan hilir danau.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, hasil tangkapan menggunakan tangkul mulai berkurang. Berbeda dengan 4 tahun yang lalu, yang mana satu kali angkat jaring tangkul, 3 sampai 4 kilogram ikan bisa didapatkan.

Baca juga : Merangin Akan Bangun Bandara Perintis

“1 tangkul dikembangkan dengan harga Rp 20 juta. Dengan menggunakan aksesoris modern. Ada komponen besi. Lalu, pondoknya kita perbaiki. Dicat juga. Intinya serba baru. Memang tidak banyak, ada 20 tangkul,” tuturnya.

Sejauh ini dirinya mengatakan, pengajuan itu belum menuai respon dari Wali Kota Jambi, lantaran pandemi COVID-19 menyebar pesat selama 2 tahun.

“Sudah pernah kita ajukan. Tapi, belum ada respon karena COVID-19. Usulan ini akan dinaikan lagi,” tuturnya.

Dengan Tangkul Wisata, ujar Zulkarnain, pengunjung dapat merasakan sensasi menangkap ikan dengan menggunakan alat tradisional tersebut. Ikan yang diperoleh, seperti ikan nila, lambak, seluang, dan sebagainya, dapat dinikmati di pinggiran danau.

“Nanti ada tiket atau karcis agar pengunjung dapat menggunakan tangkul. Ikannya diambil untuk dibawa pulang atau diolah lalu makan di sekitar danau,” tuturnya.

Baca juga : Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Studi Banding ke Sumatera Barat

Walaupun demikian, masih ada warga yang menangkap ikan dengan cara yang tidak sesuai dengan kearifan lokal, yakni dengan teknik menyetrum. Tindakan ini disesalkan Zulkarnain.

“Banyak anak muda yang melakukannya. Mereka menggunakan aki, cakupannya 2 meter. Bukan ikan besar saja yang mata, telur dan ikan kecil kan juga mati,” katanya.

Ia berharap masyarakat tidak lagi menangkap ikan dengan teknik menyetrum, karena dapat mengganggu kelestarian ikan di Danau Sipin.

“Melalui ketua RT, kami mengimbau masyarakat jangan menggunakan teknik setrum. Apabila ada lagi, nanti kita tangkap tangan, dan memberikan pemahaman,” pungkasnya. (red)

Sumber : pariwarajambi.com

Komentar

News Feed