Dengan Water Management, PT MAI Berhasil Tingkatkan Produksi dan Cegah Karhutla

Thehok.id – Berada di atas lahan gambut menjadi tantangan terberat sebuah perkebunan sawit. Selain hasil produksi yang kurang maksimal, ancaman kebakaran lahan menjadi kendala tersendiri. Namun itu semua mampu diatasi PT Mendahara Agrojaya Industry (MAI) dengan menerapkan sistem water management.

Dengan menerapkan water management, PT MAI berhasil meningkatkan produksi dan juga mencegah terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Bahkan dengan sistem ini, proses pengangkutan hasil panen buah sawit juga lebih efisien dari segi pembiayaan.

Menurut Manager PT. MAI, Nazarsyah Hutagalung, dalam penerapan managemen water, ada petugas sekelas asisten yang diterjunkan. Mereka bertugas untuk menjaga tinggi permukaan air di setiap kanal.

“Apa yang kita lakukan ini sesuai dengan PP 57 tahun 2016,” jelasnya, Selasa (14/6/2022).

Dijelaskan, untuk penerapan water management ini, sumber air yang digunakan perusahaan adalah air hujan. Air ditampung dalam kanal, kemudian dengan memasang pintu air. Ketinggian air dijaga pada kedalaman 0,4 meter.

Banyak keuntungan yang didapat pihak perusahaan dari penerapan water management ini. Mulai dari memberikan kebutuhan air pada tanaman, mencegah kebakaran lahan hingga untuk sarana pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.

“Jadi karena lahan gambut selalu basah, maka potensi titik api pada saat kemarau dapat dihindari. Karena pada musim kemarau, sangat rentan sekali terjadinya kebakaran di lahan gambut,” terang Nazarsyah

Efisiensi pembiayaan angkutan buat juga terjadi dengan adanya kanal ini. Sebab, 60 persen proses pengangkutan buah menggunakan perahu yang melintasi kanal.

“Ini kalau lewat jalur darat semua, biayanya sangat besar sekali. Cuma karena menggunakan perahu jadi jauh lebih hemat,” ungkapnya.

Selain itu, akibat kebutuhan air yang tercukupi, hasil produksi TBS juga ikut tinggi. Terbukti rata-rata produksi tanaman di PT MAI saat ini sudah mencapai 7,11 ton per hektar. Jumlah tersebut terbilang tinggi untuk hasil perkebunan kelapa sawit di area gambut.

Ditambahkan Asisten Kepala PT. MAI, Eraskayanto, untuk water management, pihak menyiapkan desain blok mulai dari Timur sampai ke Barat dengan jarak 300 meter. Kemudian dari setiap 40 hingga 50 hektar lahan, akan dikelilingi kanal. Lebar kanal antara 8 hingga 13 meter dan dengan kedalaman 6 sampai 8 meter.

“Ketinggian air pada kanal inilah yang harus kita jaga,” sebutnya.

Jaga Alam dan Sejahterakan Masyarakat

PT MAI yang berada di Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, menjadi satu-satunya perusahaan sawit di Provinsi Jambi yang memiliki lahan Hutan Konservasi.

Hutan Konservasi ini dibuat, untuk menjaga kelestarian tanaman hutan endemik dan juga melindungi satwa langka. Karena di hutan tersebut, hidup beberapa jenis satwa langka. Luas kawasan konservasi ini mencapai 9 hektar.

“Jadi di sana (hutan konservasi-red) ada kera putih, bangau putih dan beberapa hewan melata lainnya,” kata Manager PT. MAI, Nazarsyah Hutagalung.

Diungkapkan Nasar, ada petugas khusus yang akan mengawali area ini. Jadi warga akan dilarang untuk berburu di kawasan tersebut. Karena ada hewan dilindungi di dalamnya.

Sementara sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, Unit Usaha Lagan PTPN VI ini berusaha selalu hadir membantu warga melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Setiap bulannya, pihak perusahaan memberikan bantuan 2 ton beras untuk masyarakat.

“Kita juga memberikan bantuan untuk keagamaan. Seperti memberikan bantuan untuk pembangunan masjid dan kelengkapannya, serta perbaikan jalan,” terangnya. (die)

 

 

Komentar