Diduga Terkontaminasi Bakteri, Jajanan Kinder Ditarik Dari Peredaran

Thehok.id – Jajanan dengan merk Kinder untuk sementara waktu ditarik dari peredaran. Pasalnya jajanan tersebut diduga terkontaminasi bakteri Salmonella.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghentikan peredaran produk merek Kinder untuk sementara waktu.

Langkah tersebut diambil lantaran pada 2 April 2022, FSA Inggris menerbitkan peringatan publik terkait penarikan secara sukarela produk cokelat merek Kinder Surprise karena diduga terkontaminasi bakteri Salmonella (non-thypoid).

“Untuk melindungi masyarakat dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian, Badan POM akan melakukan random sampling dan pengujian di seluruh wilayah Indonesia terhadap produk merek Kinder yang terdaftar. Badan POM akan menghentikan peredaran produk merek Kinder untuk sementara waktu,” ujar Kepala Badan POM dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.

Baca juga : IRT di Tebo Dibunuh Suami dengan Pisau Dapur

Adapun produk yang dihentikan perederannya antara lain Kinder Joy, Kinder Joy for Boys, dan Kinder Joy for Girls. Produk tersebut diproduksi oleh Ferrero India PVT, LTD.

Keseluruhan produk cokelat merek Kinder yang dihentikan BPOM memang berbeda dengan yang dilaporkan di Inggris yang diduga mengandung salmonella.

Adapaun penghentian peredaran itu dilakukan hingga dipastikan produk tersebut tidak mengandung cemaran bakteri Salmonella.

“Badan POM mengawal dan memastikan penghentian peredaran tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ujar BPOM.

Baca juga : Di Batanghari, Petugas SPBU Izinkan Truk Batu Bara Isi BBM Bersubsidi

BPOM juga kini tengah melakukan uji klinis terhadap produk Kinder yang beredar di pasaran Indonesia untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Salmonella.

Uji sampel produk Kinder oleh BPOM ini ditargetkan rampung pada pekan ketiga April 2022.

“Kami sudah uji ‘sampling’ sejak Jumat (8/4/2022) di banyak tempat dan hasilnya kami laporkan pekan ketiga April,” kata Kepala BPOM RI Penny K. Lukito dalam konferensi pers virtual dari Hotel Shangri La Jakarta yang diikuti melalui YouTube BPOM di Jakarta, Kamis (14/4/2022).

BPOM mengharuskan pelaku usaha produk Kinder yang memiliki izin edar untuk menghubungi seluruh distributor se-Indonesia agar melakukan penarikan barang secara mandiri dengan diawasi BPOM di seluruh kota/kabupaten.

Ia mengatakan bakteri Salmonella (non-thypoid) umumnya berada di air dan mengontaminasi bahan baku produksi.

“Bisa bahan bakunya, proses pencucian tidak higienis, atau melalui tangan, itu sangat berisiko,” katanya.

Salmonella dilaporkan otoritas kesehatan di Inggris dapat memicu gejala ringan, seperti diare, demam, dan kram perut bagi yang mengonsumsi.

Keputusan BPOM menyetop sementara peredaran produk Kinder dilatarbelakangi prinsip kehati-hatian untuk melindungi konsumen menyusul upaya yang sama juga dilakukan Food Standard Agency (FSA) Inggris beserta sejumlah negara di Eropa, antara lain Irlandia, Prancis, Jerman, Belanda, dan Swedia.

Produk yang ditarik di luar negeri adalah produk cokelat merek Kinder Surprise dalam kemasan tunggal 20 gram dan kemasan isi tiga masing-masing 20 gram, dengan batas kedaluwarsa masing-masing produk sampai dengan 7 Oktober 2022.

Inggris juga memperluas cakupan penarikan produk dengan menambahkan beberapa varian, yaitu produk merek Kinder Surprise kemasan 100 gram, Kinder Mini Eggs kemasan 75 gram, Kinder Egg Hunt Kit kemasan 150 gram, dan Kinder Schokobons kemasan 200 gram dengan batas kedaluwarsa 20 April hingga 21 Agustus 2022.

Penny memastikan bahwa fasilitas produksi Kinder yang beredar di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena produk tersebut diproduksi oleh Ferrero India PVT, LTD.

“Hati-hati dengan produk Kinder dari ‘online’ (daring) karena tidak ada yang bertanggung jawab pada kandungan di dalamnya,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, FSA Inggris menerbitkan peringatan publik terkait penarikan secara sukarela produk cokelat merek Kinder Surprise karena diduga terkontaminasi bakteri Salmonella (non-thypoid) dengan gejala ringan yang ditimbulkan adalah diare, demam, dan kram perut. Korban yang terdampak sebanyak 63 orang anak-anak, namun tidak sampai menyebabkan kematian. (red)

Sumber : pariwarajambi.com

Komentar